Wali Kota Solo Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, perangkat Pawang
Geni atau penjinak api adalah solusi alternatif untuk menjinakkan
kebakaran di daerah padat penduduk.
Pawang Geni adalah alat pemadam kebakaran yang dibuat oleh Sri Utomo, warga Kampung Sudiroprajan, Solo, Jawa Tengah. Alat tersebut terbuat dari tong berkapasitas 200 liter yang diletakkan di atas besi beroda, dilengkapi pompa, selang sepanjang lebih kurang 10 meter, dan alat penyemprot seperti milik mobil pemadam kebakaran. Alat ini memiliki dimensi lebar 80 cm dan tinggi 150 cm. Dengan ongkos produksi Rp 8,5 juta hingga Rp 11 juta, alat tersebut bisa menjawab kebutuhan warga permukiman padat saat menghadapi tantangan si jago merah.
Jokowi yang kini menjadi calon gubernur DKI Jakarta mengatakan, masyarakat di permukiman padat penduduk tidak dapat sepenuhnya menggantungkan diri pada pemadam kebakaran karena akses masuk dari tempat terjadinya kebakaran sulit dijangkau petugas penjinak api. Untuk itu, pawang geni dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi api sesuai kapasitasnya.
"Soal solusi untuk kebakaran untuk tempat-tempat yang kumuh dan gang yang sempit itu harus ada jurus baru, yaitu Pawang Geni. Hal itu karena tidak mungkin pemadam masuk ke sana kalau tidak ada akses," ujar Jokowi pada acara halalbihalal bersama warga di Menteng, Jakarta Pusat.
Ia mengatakan, masalah yang dihadapi oleh petugas pemadam kebakaran di kota besar seperti Jakarta adalah sering terjebak macet. Hal tersebut mengakibatkan petugas sulit menjangkau lokasi kebakaran dan memadamkan api. Oleh sebab itu, Jokowi mengungkapkan perlunya solusi alternatif dalam memadamkan api di daerah padat penduduk.
Jokowi menuturkan, Pawang Geni merupakan solusi murah dalam memadamkan api karena perawatannya mudah. Selain itu, alat ini bisa digunakan secara manual atau menggunakan tenaga manusia. Hal yang patut diperhatikan adalah alat ini mudah dibawa dan dapat masuk ke gang-gang sempit dengan cara ditarik.
Penggunaan Pawang Geni juga dapat melibatkan penduduk di daerah padat karena alat ini adalah milik warga sehingga warga akan memiliki rasa saling menjaga dan waspada terhadap musibah kebakaran. "Tapi ini (Pawang Geni) hanya untuk pemadaman pertama. Jika petugas pemadam kebakaran sudah sampai di lokasi, maka itu menjadi tugas dari pemadam. Tapi yang penting, alat ini akan meringankan tugas pemadam kebakaran dan memperkecil risiko merembetnya api ke daerah lainnya," ujarnya.
Jokowi mengemukakan, masalah kebakaran di Jakarta menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sebagai warga non-Jakarta, ia hanya dapat memberikan solusi alternatif dan mengimbau kepada warga untuk bergotong-royong membantu warga lain yang terkena musibah kebakaran.
"Kalau saya ke sana (tempat kebakaran), nanti dipikir saya mau kampanye. Kalau saya membantu, nanti dipikir money politic, jadi memang serba salah. Jadi, kami mengimbau kepada warga untuk waspada kalau mau meninggalkan rumah. Regulator dan listrik tolong dicek, kalau ada yang rusak ya segera diperbaiki," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi turut menanggapi pertanyaan wartawan terkait rumah warga yang banyak tidak memiliki sertifikat. Jokowi mengedepankan cara-cara solutif untuk mengatasi hal tersebut, antara lain melalui jalan dialog. Jokowi mengatakan, pemerintah daerah tidak selayaknya melakukan penggusuran dengan menurunkan petugas Satpol PP karena cara tersebut diakuinya semakin menambah penderitaan masyarakat.
"Jurusnya banyak sekali. Kalau itu tanahnya negara dan diberikan kepada warga, ya mereka harus mau diatur. Selain itu, penting adanya jalan dialog antara pemilik tanah dan warga. Dengan cara itu (dialog), pasti ketemu jalan keluarnya. Saya berkali-kali menyelesaikan masalah seperti ini dan berhasil, kok," kata Jokowi.
Pawang Geni adalah alat pemadam kebakaran yang dibuat oleh Sri Utomo, warga Kampung Sudiroprajan, Solo, Jawa Tengah. Alat tersebut terbuat dari tong berkapasitas 200 liter yang diletakkan di atas besi beroda, dilengkapi pompa, selang sepanjang lebih kurang 10 meter, dan alat penyemprot seperti milik mobil pemadam kebakaran. Alat ini memiliki dimensi lebar 80 cm dan tinggi 150 cm. Dengan ongkos produksi Rp 8,5 juta hingga Rp 11 juta, alat tersebut bisa menjawab kebutuhan warga permukiman padat saat menghadapi tantangan si jago merah.
Jokowi yang kini menjadi calon gubernur DKI Jakarta mengatakan, masyarakat di permukiman padat penduduk tidak dapat sepenuhnya menggantungkan diri pada pemadam kebakaran karena akses masuk dari tempat terjadinya kebakaran sulit dijangkau petugas penjinak api. Untuk itu, pawang geni dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi api sesuai kapasitasnya.
"Soal solusi untuk kebakaran untuk tempat-tempat yang kumuh dan gang yang sempit itu harus ada jurus baru, yaitu Pawang Geni. Hal itu karena tidak mungkin pemadam masuk ke sana kalau tidak ada akses," ujar Jokowi pada acara halalbihalal bersama warga di Menteng, Jakarta Pusat.
Ia mengatakan, masalah yang dihadapi oleh petugas pemadam kebakaran di kota besar seperti Jakarta adalah sering terjebak macet. Hal tersebut mengakibatkan petugas sulit menjangkau lokasi kebakaran dan memadamkan api. Oleh sebab itu, Jokowi mengungkapkan perlunya solusi alternatif dalam memadamkan api di daerah padat penduduk.
Jokowi menuturkan, Pawang Geni merupakan solusi murah dalam memadamkan api karena perawatannya mudah. Selain itu, alat ini bisa digunakan secara manual atau menggunakan tenaga manusia. Hal yang patut diperhatikan adalah alat ini mudah dibawa dan dapat masuk ke gang-gang sempit dengan cara ditarik.
Penggunaan Pawang Geni juga dapat melibatkan penduduk di daerah padat karena alat ini adalah milik warga sehingga warga akan memiliki rasa saling menjaga dan waspada terhadap musibah kebakaran. "Tapi ini (Pawang Geni) hanya untuk pemadaman pertama. Jika petugas pemadam kebakaran sudah sampai di lokasi, maka itu menjadi tugas dari pemadam. Tapi yang penting, alat ini akan meringankan tugas pemadam kebakaran dan memperkecil risiko merembetnya api ke daerah lainnya," ujarnya.
Jokowi mengemukakan, masalah kebakaran di Jakarta menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sebagai warga non-Jakarta, ia hanya dapat memberikan solusi alternatif dan mengimbau kepada warga untuk bergotong-royong membantu warga lain yang terkena musibah kebakaran.
"Kalau saya ke sana (tempat kebakaran), nanti dipikir saya mau kampanye. Kalau saya membantu, nanti dipikir money politic, jadi memang serba salah. Jadi, kami mengimbau kepada warga untuk waspada kalau mau meninggalkan rumah. Regulator dan listrik tolong dicek, kalau ada yang rusak ya segera diperbaiki," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi turut menanggapi pertanyaan wartawan terkait rumah warga yang banyak tidak memiliki sertifikat. Jokowi mengedepankan cara-cara solutif untuk mengatasi hal tersebut, antara lain melalui jalan dialog. Jokowi mengatakan, pemerintah daerah tidak selayaknya melakukan penggusuran dengan menurunkan petugas Satpol PP karena cara tersebut diakuinya semakin menambah penderitaan masyarakat.
"Jurusnya banyak sekali. Kalau itu tanahnya negara dan diberikan kepada warga, ya mereka harus mau diatur. Selain itu, penting adanya jalan dialog antara pemilik tanah dan warga. Dengan cara itu (dialog), pasti ketemu jalan keluarnya. Saya berkali-kali menyelesaikan masalah seperti ini dan berhasil, kok," kata Jokowi.
0 komentar:
Posting Komentar
## Terima kasih, anda telah membaca artikel pada blog ini ...
## Jangan lupa untuk meninggalkan komentar setelah membaca artikel ...
## Karena dengan komentar anda blog ini akan semakin maju di dunia internet ...